Tongkonan, Tambi, Mbaru Niang, Lopo maupun ume kbubu adalah arsitektur Nusantara; akan tetapi mereka itu adalah arsitektur tradisional. Saka Guru, Pongga Bokolo, dan Tonggak Tuo adalah bagian bangunan yang ada di arsitektur tradisional; akan tetapi mereka juga adalah bagian bangunan dan bagian-bagian bangunan itu sama-sama arsitektur tradisional dan arsitektur nusantara, akan tetapi jelas-jelas arsitektur tradisional bukan arsitektur nusantara. Ya, sebagai barang, benda atau obyek maka lingkung bina, bangunan dan bagian-bagian bangunan adalah sama-sama arsitektur tradisional dan arsitektur nusantara. Pengetahuan mengenai mereka itulah yang membuat arsitektur tradisional berbeda dari arsitektur nusantara. perjalanan yang sudah dilakukan sejak akhir 1980-an, ternyata belum mampu menuntaskan secara lengkap segenap pengetahuan arsitektur nusantara. Mahasiswa serta sejawat dosen dan peneliti yang telah membantu dan ikut serta dalam penjelajahan ini, tidak sedikit jumlahnya. Maafkan saya tak dapat menyebut satu demi satu namanya. Demikian banyak yang berjalan bersama ini membuat saya tidak berkehendak, untuk mengatakan pengetahuan arsitektur nusantara ini adalah karya saya. Saya posisikan pengetahuan yang terungkap sepenuhnya ini, sebagai sebuah karya bagi semua yang setia pada arsitektur nusantara. Hak cipta pun saya posisikan pada masyarakat arsitektur nusantara itu sendiri. Bahkan bila terpaksa, maka saya akan mengatas-namakan masyarakat sebagai pemegang hak ciptanya.